Teknologi yang semakin canggih, sayangnya berbanding lurus dengan semakin tinggi aksi kejahatan dunia maya. Bahkan menurut Norton Cybercrime Report, setiap detik ada 18 orang dewasa yang menjadi korban kejahatan dunia maya.
Data lain yang terungkap dalam laporan tersebut adalah kejahatan di internet menimbulkan kerugian USD 110 Miliar per tahun. Dengan total rata-rata kerugian rata-rata sebesar USD 197 per korban di seluruh dunia.
Menurut Norton, hasil survei ini menunjukkan adanya peningkatan bentuk baru dari kejahatan dunia maya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, seperti penemuan pada jejaring sosial atau perangkat mobile.
Artinya, ini menandakan bahwa kejahatan dunia maya mulai memfokuskan sasaran pada perangkat atau layanan populer.
Satu dari lima orang dewasa yang melakukan aktivitas online (21 persen) telah menjadi korban kejahatan dunia maya mulai dari menjadi korban di jejaring sosial sampai menjadi korban di perangkat bergerak. Sementara 39 persen dari pengguna jejaring sosial telah menjadi korban dari kejahatan sosial di dunia maya. Berikut rinciannya:
-. 15 persen pengguna jejaring sosial melaporkan bahwa profil seseorang telah dibajak serta berpura-pura menjadi orang pemilik profil tersebut.
-. Satu dari 10 pengguna jejaring sosial mengatakan bahwa mereka telah menjadi korban scam dan link yang menipu pada jejaring sosial.
-. Sementara 75 persen percaya bahwa kejahatan dunia maya mengatur pandangan mereka di jejaring sosial, kurang dari setengahnya (44 persen) sebenarnya menggunakan solusi keamanan yang melindungi mereka dari ancaman jejaring sosial dan hanya 49 persen menggunakan privacy settings untuk mengontrol informasi apa yang mereka sebarkan, mereka berikan, dan dengan siapa mereka berbagi.
-. Hampir sepertiganya (31 persen) pengguna perangkat mobile menerima pesan singkat dari seseorang yang tidak mereka kenal dan meminta mereka untuk mengklik link yang telah tersambung atau melakukan panggilan keluar ke nomor yang tidak dikenal untuk mengambil pesan suara.
"Kejahatan dunia maya mengubah taktik mereka dengan menargetkan pada pertumbuhan perangkat bergerak dan jejaring sosial dimana konsumen kurang perhatian dengan risiko keamanannya," ujar Marian Merritt, Norton Internet Safety Advocate.
"Hal ini mencerminkan apa yang kita lihat di Symantec Internet Security Threat Report tahun ini yang dilaporkan hampir dua kali lipat kerentanan perangkat mobile di tahun 2011 dari tahun sebelumnya," lanjutnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Sabtu (8/9/2012).
0 komentar:
Posting Komentar