-VyzeWitch-

Support By :


http://vyzewitch.blogspot.com/

http://vyzewitch.blogspot.com/

ARSSYAVAPA


READMORE
 

Daftar Film yang pernah dibintangi Vino Giovanni Bastian

30 Hari Mencari Cinta

Sinopsis

30 Hari mencari Cinta menceritakan tentang Keke, Gwen dan Olin yang menjadi sahabat karib sejak SMA. Bersama-sama setelah mereka masuk universitas, ketiga gadis ini tinggal di rumah orang tua Olin. Meskipun mereka berbeda jurusan di universitas selalu ada hal yang bisa mereka lakukan bersama setelah kuliah seperti makan pizza bersama, menyewa video dan menonton film bersama di rumah.
Suatu malam, ketika mereka menyaksikan film "Titanic", hati mereka tersentuh. Mereka baru sadar setelah sekian lama, mereka telah kehilangan dan tidak menghiraukan suatu hal yang sangat penting yaitu CINTA. Satu-satunya pria yang mereka kenal adalah Bono, tetangga mereka. Akibat mereka selalu berjalan bersama tanpa pernah didampingi oleh laki-laki, mereka dijuluki "the lesbians" oleh gang musuh mereka yang dipimpin oleh Barbara.
Oleh sebab itu, mereka berpikir untuk mendapatkan kekasih. Akan tetapi ide ini malah membuat persahabatan mereka retak karena mereka akhirnya bertaruh satu sama lain untuk menentukan siapa yang paling cepat mendapatkan kekasih. Taruhannya adalah untuk menemukan cinta dalam 30 hari. Pemenangnya akan dilayani oleh yang kalah selamanya.

Album

Ost. 30 Hari Mencari Cinta
Album studio oleh Sheila on 7
Dirilis 2003
Genre Alternative Rock
Label Sony BMG Indonesia
Kronologi Sheila on 7
07 Des
(2002)
Ost. 30 Hari Mencari Cinta
(2003)
Pejantan Tangguh
(2004)
Ost. 30 Hari Mencri Cinta adalah album musik karya Sheila on 7. Dirilis pada tahun 2003. Untuk mengiringi film 30 Hari Mencari Cinta yang dibintangi oleh Nirina Zubir, Dinna Olivia dan Maria Agnes. Dengan hits singel lagu Melompat Lebih Tinggi dan Berhenti Berharap.

Daftar lagu

  • 1. Melompat Lebih Tinggi
  • 2. Berhenti Berharap
  • 3. Kita
  • 4. Berai
  • 5. Mari Bercinta
  • 6. Untuk Perempuan
  • 7. Tunjuk Satu Bintang
  • 8. J.A.P
  • 9. Sebuah Kisah Klasik
  • 10. Menyelamatkanmu 

Catatan Akhir Sekolah

Catatan Akhir Sekolah adalah sebuah film produksi Rexinema yang berkisah tentang 3 anak SMU yang ingin membuat sebuah film dokumenter tentang sekolahnya yang akan dipasang pada pentas seni akhir tahun. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dengan menampilkan Vino Bastian, Ramon Y Tungka, dan Marcel Chandrawinata, serta didukung oleh Christian Sugiono dan Joanna Alexandra.

Sinopsis

Agni, Arian dan Alde adalah 3 sahabat sejak mereka kelas 1 SMA, hingga kini mereka kelas 3 SMA. Agni adalah anggota klub film sekolah, namun filmnya selalu ditolak oleh anggota yang lain. Alde anak orang kaya yang aktif di ekskul band, banyak wanita yang tergila-gila padanya. Sedangkan Arian adalah anggota ekskul mading, namun hanya menjabat sebagai pemegang kunci mading.
Mereka memiliki kepala sekolah yang selalu semena-mena, hal apapun selalu diukur dengan uang. Mereka bertiga pun membuat sebuah film dokumentasi hingga kejahatan sang kepala sekolah pun terungkap.
Namun, dalam proses pembuatan film ini, banyak halangan yang ditempuh. Seperti Agni yang masih memendam perasaan kepada mantan pacarnya, Alina. Sedangkan Alina kini telah menjalani kasih dengan Ray, walau Alina sering kali dikasari oleh Ray. Selain itu, Alde juga memendam rasa pada sahabat Alina yang bernama Ratih, namun Alde tidak berani mengungkapkan karena Ratih adalah anak pedagang Somay dikantin sekolah.

Karakter

Aktor Peran
Vino Bastian Arian
Ramon Y. Tungka Agni
Marcel Chandrawinata Alde
Christian Sugiono Ray
Joanna Alexandra Alina           

Foto Kotak dan Jendela


Foto Kotak dan Jendela
Sutradara Angga Dwimas Sasongko
Produser Salman Aristo
Angga Dwimas Sasongko
Penulis Ginatri S Noer
Pemeran Vino G. Bastian
Christian Sugiono
Noveleta Dinar
Musik Adhika Satya Winasis
Sinematografi Amsal Fadli
Editing Ramantyo Wicaksono
Durasi .. menit
Negara Indonesia

Foto Kotak dan Jendela adalah film drama Indonesia yang diproduksi pada tahun 2006. Film yang disutradari oleh Angga Dwimas Sasongko ini dibintangi antara lain oleh Vino G. Bastian, Christian Sugiono dan Noveleta Dinar.

Sinopsis

Tiga sahabat - Laras (Noveleta Dinar), Reno (Vino G. Bastian) dan Dimas (Christian Sugiono) - sadar bahwa mereka masih hidup dengan bayang-bayang masa [lalu. Mereka masih menyimpan barang-barang pemberian mantan-mantan pacar mereka yang diperankan oleh mario irwiensyah, sita nursati dan anggi, dan dalam waktu dekat, mereka masih belum mampu membuang peninggalan-peninggalan itu.

Trivia

Foto, Kotak dan Jendela (FKJ) adalah sebuh film sidestream. film yang dibuat untuk distribusi non-komersial, dengan kata lain film ini tidak di distribusikan melalui gedung-gedung bioskop yang ada. FKJ sudah pernah diputar di beberapa festival film berskala internasional yang pernah diadakan di Indonesia, seperti: Jakarta International Film Festival dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival. saat itu respon dari penonton sangat bagus.
Gaya tutur yang sederhana namun digarap dengan pendekatan realistik yang tinggi, seperti akting, artistik dan penulisan skenario. Film ini dihantar dengan pace yang cukup lambat tanpa emosi berlebihan dan nyaris tanpa konflik. Sebuah pendekatan filmmaking yang mungkin kita pikir tidak audience-friendly. Namun nyatanya apresiasi yang didapat ketika pemutaran di festival-festival tersebut dan beberapa kampus seperti Universitas Indonesia dan universitas Pelita Harapan sangat positif. seakan-akan tema yang diangkat oleh film ini begitu 'bunyi' dikalangan anak-anak muda.
Dialog-dialog sederhana dengan pola akting yang implisif ternyata malah mampu menghadirkan senyum dan tawa penonton. Gaya tutur ini ternyata malah membuat penonton menjadi begitu dekat dengan mereka. mungkin ini yang menjadi semangat film ini. Langsung hadir menjadi bagian dari penonton, tanpa perlu waktu mengidentifikasi dan membuka diri.

Realita, Cinta dan Rock'n Roll

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Realita, Cinta dan Rock'n Roll
Sutradara Upi Avianto
Produser Ferry Angriawan
Penulis Upi Avianto
Pemeran Herjunot Ali,
Vino Bastian,
Nadine Chandrawinata
Shandy Harun
Frans Tumbuan
Distribusi Virgo Putra Film
Durasi ?
Realita, Cinta dan Rock'n Roll adalah sebuah film Indonesia tahun 2006 yang disutradarai oleh Upi Avianto dan dibintangi oleh Herjunot Ali, Vino Bastian, dan Nadine Chandrawinata.

Sinopsis

Ipang (Vino) dan Nugi (Junot) adalah dua orang sahabat yang tidak menyukai sekolah dan gemar bermain musik. Kehidupan mereka jalani dengan impian untuk mencapai cita-cita mereka menjadi pemusik rock'n roll. Namun suatu hari mereka menemukan bahwa ternyata Ipang adalah anak adopsi dan ayah Nugi (diperankan Barry Prima) adalah seorang transeksual. Selain Ipang dan Nugi, ada pula Sandra (Nadine), teman mereka, yang kemudian karena suatu peristiwa mengancam persahabatan Nugi dan Ipang.
Menurut Avianto, sutradara film ini, Realita, Cinta dan Rock'n Roll adalah "film tentang bagaimana anak muda menyikapi dunianya, keluarganya, cintanya, dan mimpinya."

Tanggapan kritikus

Realita, Cinta dan Rock'n Roll mendapatkan tanggapan yang baik dari para kritikus film. Harian KOMPAS menulis, "Upi mengalirkan kisah begitu lincah, ringan, dan tak njelimet. Kadang penuh tawa, kadang ada keharuan yang sulit untuk dibendung. Konflik tiga tokoh utamanya dihadirkan berimbang sesuai porsinya." Sementara layarperak.com berpendapat bahwa "film ini seperti lorong hitam yang perlahan-lahan menyingkap tirai-demi-tirai rahasianya. Penonton diberi kejutan demi kejutan yang tak terduga

Realita, Cinta dan Rock'n Roll


Realita, Cinta dan Rock'n Roll
Sutradara Upi Avianto
Produser Ferry Angriawan
Penulis Upi Avianto
Pemeran Herjunot Ali,
Vino Bastian,
Nadine Chandrawinata
Shandy Harun
Frans Tumbuan
Distribusi Virgo Putra Film
Durasi ?
Realita, Cinta dan Rock'n Roll adalah sebuah film Indonesia tahun 2006 yang disutradarai oleh Upi Avianto dan dibintangi oleh Herjunot Ali, Vino Bastian, dan Nadine Chandrawinata.

Sinopsis

Ipang (Vino) dan Nugi (Junot) adalah dua orang sahabat yang tidak menyukai sekolah dan gemar bermain musik. Kehidupan mereka jalani dengan impian untuk mencapai cita-cita mereka menjadi pemusik rock'n roll. Namun suatu hari mereka menemukan bahwa ternyata Ipang adalah anak adopsi dan ayah Nugi (diperankan Barry Prima) adalah seorang transeksual. Selain Ipang dan Nugi, ada pula Sandra (Nadine), teman mereka, yang kemudian karena suatu peristiwa mengancam persahabatan Nugi dan Ipang.
Menurut Avianto, sutradara film ini, Realita, Cinta dan Rock'n Roll adalah "film tentang bagaimana anak muda menyikapi dunianya, keluarganya, cintanya, dan mimpinya."

Tanggapan kritikus

Realita, Cinta dan Rock'n Roll mendapatkan tanggapan yang baik dari para kritikus film. Harian KOMPAS menulis, "Upi mengalirkan kisah begitu lincah, ringan, dan tak njelimet. Kadang penuh tawa, kadang ada keharuan yang sulit untuk dibendung. Konflik tiga tokoh utamanya dihadirkan berimbang sesuai porsinya." Sementara layarperak.com berpendapat bahwa "film ini seperti lorong hitam yang perlahan-lahan menyingkap tirai-demi-tirai rahasianya. Penonton diberi kejutan demi kejutan yang tak terduga



Pesan Dari Surga


Pesan Dari Surga
Sutradara Sekar Ayu Asmara
Produser Raam Punjabi
Penulis Sekar Ayu Asmara
Pemeran Luna Maya,
Rianti Cartwright,
Catherine Wilson,
Vino Bastian,
Ramon Y. Tungka,
Lukman Sardi,
Indah Kalalo,
Davina Veronica
Distribusi MVP Pictures
Pesan Dari Surga adalah film ketiga besutan sutradara wanita sekaligus pelukis, Sekar Ayu Asmara selepas Biola Tak Berdawai dan Belahan Jiwa. Film ini berkisah tentang lika-liku kehidupan anak band yang penuh problematika di antara para personilnya.

Sinopsis

Lima anak muda dilanda dilema dan kegalauan di tengah karier bermusik grup band mereka yang baru seumur jagung. Di antaranya seperti isu HIV/AIDS yang menghinggapi keyboardist band tersebut, Feruscha (Rianti Cartwright) sekaligus kehamilan nya yang di luar nikah dengan seorang terapis pencandu narkoba bernama Dodo (Uli Herdinansyah). Film ini juga menampilkan karakter-karakter unik seperti Sandra peramal kartu tarot yang diperankan oleh Indah Kalalo serta aktivis LSM Julia yang dibawakan aktris sekaligus model Davina. Judul Pesan Dari Surga dimaksudkan sebagai pesan yang dibawa grup musik tersebut kepada para kawula muda agar tidak semena-mena terhadap alam dan kehidupan. dimas seto sebagai kekasih canting ( luna maya ). Feruscha yang seakan terjebak dengan cinta si kembar Oya dan Oyi (diperankan oleh Ramon Y. Tungka). Lukman Sardi yang terjebak cinta sesama jenis dengan Ariyo Bayu yang sebenarnya sudah menikah. Istri Ariyo diperankan oleh Shareefa Danish.

Trivia

  • Beberapa adegan pementasan vokal grup musik Band mereka akan ditampilkan secara lipsync, mengingat kondisi pemainnya yang bukan penyanyi di dunia nyata (terutama aktris Luna Maya yang berperan sebagai Canting yang bertindak sebagai vokalis di band tersebut).
  • Kendala sempat menghadang masa produksi film ini ketika musibah gempa bumi mengguncang kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei. Padahal sekiranya Sekar Ayu Asmara akan mensyuting beberapa adegan di sekitar kompleks Candi Plaosan yang rusak akibat gempa tersebut, namun Sekar Ayu Asmara tetap mantap melangsungkan pengambilan gambar di sana.



Badai Pasti Berlalu (film 2007)


Badai Pasti Berlalu (film 2007)
Sutradara Teddy Soeriaatmadja
Produser Astral Pictures
Penulis Titien Wattimena
Pemeran Vino Bastian
Raihaanun
Wingky Wiryawan
Slamet Rahardjo
Dewi Irawan
Davina Veronica
Agastya Kandou
Sinematografi Arya Teja
Durasi 90 menit
Negara Indonesia

Badai Pasti Berlalu adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2007. Film ini adalah film daur ulang dari karya Teguh Karya pada tahun 1977 yang diangkat dari novel berjudul sama karangan Marga T, Badai Pasti Berlalu. Film yang diluncurkan pada tanggal 14 Februari 2007.

Sinopsis

Film ini bercerita tentang kisah hidup Siska, yang diperankan oleh Raihaanun yang baru dikhianati oleh kekasihnya. Ia kemudian bertemu dengan seorang pria bernama Leo, diperankan oleh Vino G. Bastian, teman kuliah kakaknya. Ternyata Leo hanya memanfaatkan Siska sebagai taruhan bersama teman-temannya. Siska mengetahui hal ini dan kembali merasa sakit hati. Ia kemudian jatuh ke dalam pelukan Helmi, diperankan oleh Winky Wiryawan, seorang manajer kafe yang berkarakter licik.
Selain ketiga nama di atas, film ini juga dibintangi oleh aktor kawakan Slamet Rahardjo, yang juga bermain di versi tahun 1977 sebagai Helmi, Agastya Kandou, dan Dewi Irawan.

Album

Ost. Badai Pasti Berlalu
Album studio oleh Kompilasi
Dirilis 2007
Label Sony BMG Indonesia
Kronologi Kompilasi
- Ost. Badai Pasti Berlalu
(2007)
-
Ost. Badai Pasti Berlalu merupakan sebuah album musik yang dirilis tahun 2007. Album ini merupakan lagu tema dari film Badai Pasti Berlalu 2007 yang dibintangi oleh Vino Bastian dan Raihaanun. Dengan lagu andalan yang berjudul Badai Pasti Berlalu dan Merpati Putih yang masing-masing dinyanyikan oleh Ari Lasso dan Astrid.

Daftar lagu

  1. Badai Pasti Berlalu - Ari Lasso
  2. Merpati Putih - Astrid
  3. Pelangi - Glenn Fredly
  4. Semusim - Junno & Raihaanun
  5. Khayalanku - Paul T5
  6. Baju Pengantin - Marshanda
  7. Cintaku - Lucky Octavian
  8. Matahari - Nindi
  9. Mengejar Cintaku - Andi /rif
  10. Merepih Alam - Audy
  11. Serasa - Ello

Tentang Cinta


Tentang Cinta
Sutradara Soni Gaokasak
Pemeran Vino Bastian
Sheila Marcia Joseph
Fedi Nuril
Hayria Faturrahman
Distribusi StarVision
Durasi 117 menit
Negara Indonesia

Tentang Cinta adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2007. Film yang disutradarai oleh Soni Gaokasak ini dibintangi antara lain oleh Sheila Marcia Joseph, Vino Bastian, Fedi Nuril, dan Hayria Faturrahman. Tayangan perdana pada 2 November 2007.

Sinopsis

Ray adalah segala-galanya bagi Sheren. Ketika Ray divonis kanker otak, Sheren tetap setia mendampingi. Bahkan Sheren berkeras untuk bertunangan dengan Ray. Saat Ray meninggal, Sheren seperti benar-benar kehilangan separuh napas dan jiwanya. Kepergian Ray membuat Sheren berubah. Sheren pun menyepi meninggalkan hiruk pikuk keramaian kota, meninggalkan rumah dan teman-temannya.
Di tempatnya menyepi, Sheren bertemu Evan (Vino G Bastian) yang memiliki sifat sangat berbeda dengan Ray. Ray yang sabar dan penyayang, tentu tak bisa dibandingkan dengan berandalan yang sinis seperti Evan. Pertengkaran awal membuat Sheren dan Ray bermusuhan.
Saat ulang tahun, Sheren mendapat kado tak terduga dari Ray. Sebuah diary tebal yang sebagian telah terisi tulisan-tulisan Ray. Sheren mendapat kesibukan baru, membaca tulisan Ray, seolah Ray berada di dekatnya dan tertawa bersamanya.
Suatu hari, Evan mendapatkan buku diary itu dan membacanya. Evan pun jatuh cinta pada Sheren. Meski awalnya marah karena Evan menulis di buku diary kesayangannya, namun Sheren sadar bahwa Evan ternyata memahani tentang cinta. Mereka pun menjadi akrab dan berujung pada jatuh cinta. Sekali lagi terjadi dalam hidup Sheren. Dia menemukan lagi cinta yang membuatnya mampu bangkit kembali. Cinta yang mengembalikan lagi separuh napas dan jiwa yang pernah pergi.
Kebahagiaan yang baru mereka kecap terusik dengan kehadiran mantan tunangan Evan, Audy (Hayria Faturrahman). Ternyata Audy tidak pernah meninggalkan Evan demi pria lain dan masih tetap mencintainya. Hati Evan terbelah, dia masih mencintai Audy tapi juga mencintai Sheren. Padahal Audy sangat membutuhkan Evan, namun Evan tak ingin hati Sheren hancur sekali lagi.
Evan bimbang. Dia mencintai keduanya. Tapi dia tak mungkin memiliki keduanya. Hidup memang kadang tak adil. Dan cinta adalah sebuah pilihan yang sulit.
Tak hanya keindahan kisah cinta yang disuguhkan, film produksi PT Kharisma Starvision Plus ini juga menyuguhi pemirsa dengan pemandangan asri pegunungan nan sejuk. Didukung pula dengan scoring dan lagu yang manis karya Ridho Slank dan Ipang BIP. Bahkan Sheila Marcia turut menyumbang suara berduet dengan Ipang dalam lagu berjudul Hey

Radit dan Jani


Radit dan Jani
Sutradara Upi Avianto
Penulis Upi Avianto
Pemeran Vino Bastian
Fahrani
Nungki Kusumastuti
Joshua Pandelaki
Hengky Solaiman
Distribusi Investasi Film Indonesia (IF)
Durasi 110 menit
Negara Indonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 2008
Radit dan Jani merupakan sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film yang disutradarai oleh Upi Avianto ini dibintangi antara lain oleh Vino Bastian dan Fahrani. Tayangan perdananya pada 24 Januari 2008.

Sinopsis

Radit dan Jani (panggilan Anjani) adalah pasangan muda yang nekat menikah walau mendapat tentangan dari orang tua Jani. Tanpa bekal uang dan pekerjaan tetap, kehidupan yang keras harus mereka jalani. Apalagi ketergantungan Radit terhadap obat-obatan terlarang membuat langkah mereka semakin berat. Namun, kekuatan cinta mereka membuat semua kepahitan hidup tidak terasa.
Pada suatu hari, Jani mendapati dirinya hamil. Mereka pun terbangunkan oleh kenyataan, bahwa hidup mereka harus berubah. Radit berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan tetap dan berhenti menggunakan narkoba, agar ia bisa membahagiakan Jani dan memberi masa depan kepada anak mereka.

Penghargaan dan Nominasi

Radit dan Jani menerima banyak nominasi, diantaranya adalah :
Organization Category Recipients and nominees Result
Festival Film Indonesia 2008 - Piala Citra Best Director Upi Avianto Nominated
Best Actor Vino G. Bastian Won
Best Actress Fahrani Won
Best Original Screenplay Upi Avianto Nominated
Best Cinematography Ical J. Tanjung Nominated
Best Sound Editing Edo Sitanggang & Suhadi Nominated
Independent Film Award Best Picture
Nominated
Best Director Upi Avianto Nominated
Best Actor Vino G. Bastian Won
Best Actress Fahrani Won
Best Supporting Actor Joshua Pandelaki Nominated
Best Supporting Actress Nungki Kusumastuti Won
Best Original Screenplay Upi Avianto Nominated
Best Cinematography Ical J. Tanjung Nominated
Best Original Score
Won
Indonesian Movie Awards Best Picture Nominated
Best Actor Vino G. Bastian Nominated
Best Actress Fahrani Nominated
Best Supporting Actress Nungki Kusumastuti Nominated
Best Couple Vino G. Bastian & Fahrani Won
Favorite Actor Vino G. Bastian Won
Favorite Actress Fahrani Nominated
Favorite Supporting Actress Nungki Kusumastuti Nominated
Favorite Couple Vino G. Bastian & Fahrani Won
Didahului oleh:
Deddy Mizwar
Festival Film Indonesia 2007
FFI Award for Best Actor in a Leading Role
Vino G. Bastian

Festival Film Indonesia 2008
Digantikan oleh:
Tio Pakusadewo
Festival Film Indonesia 2009
Didahului oleh:
Dinna Olivia
Festival Film Indonesia 2007
FFI Award for Best Actress in a Leading Role
Fahrani

Festival Film Indonesia 2008
Digantikan oleh:
Titi Sjuman
Festival Film Indonesia 2009
Didahului oleh:
Titi Kamal & Kinaryosih
Indonesian Movie Awards 2007
Indonesian Movie Award for Best Couple
Vino G. Bastian & Fahrani

Indonesian Movie Awards 2008
Digantikan oleh:
Vino G. Bastian & Reza Pahlevi
Indonesian Movie Awards 2010
Didahului oleh:
Tora Sudiro
Indonesian Movie Awards 2007
Indonesian Movie Award for Favorite Actor in a Leading Role
Vino G. Bastian

Indonesian Movie Awards 2008
Digantikan oleh:
Reza Rahadian
Indonesian Movie Awards 2009
Didahului oleh:
Titi Kamal & Kinaryosih
Indonesian Movie Awards 2007
Indonesian Movie Award for Favorite Couple
Vino G. Bastian & Fahrani

Indonesian Movie Awards 2008
Digantikan oleh:
Vino G. Bastian & Reza Pahlevi
Indonesian Movie Awards 2010
   

In the Name of Love (film)

In the Name of Love (film)
Sutradara Rudi Soedjarwo
Produser Tutie Kirana
Penulis Fahmi Rizal
Rudy Soedjarwo
Pemeran Vino Bastian
Acha Septriasa
Christine Hakim
Tutie Kirana
Roy Marten
Cok Simbara
Lukman Sardi
Luna Maya
Tengku Firmansyah
Nino Fernandez
Yama Carlos
Dicky Wahyudi
Musik Addie MS
Distribusi Valiant Circle Productions
Tanggal rilis 11 April 2008
Durasi 105 menit
Negara Indonesia
In the Name of Love merupakan sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo ini dibintangi antara lain oleh Vino Bastian, Acha Septriasa, dan masih banyak lagi. Tayangan perdananya pada 11 April 2008.

Sinopsis

Satrio Hidayat (Cok Simbara) sangat mencintai Citra (Christine Hakim), namun dengan alasan belum mencapai kemapanan. Citra pun menikah dengan Triawan Negara (Roy Marten). Baik Satrio maupun Triawan, sukses di bidangnya masing-masing, kebencian di antara mereka pun terbawa, hingga di satu titik mereka mempertunjukkan permusuhan dengan saling menjatuhkan di depan publik. Sejak itulah kebencian menjadi abadi dan diturunkan ke anak-anak mereka.
Satrio yang kemudian menikah dengan Kartika (Tutie Kirana) dikaruniai tiga anak lelaki, Aryan (Lukman Sardi), Aditya (Tengku Firmansyah), dan Abimanyu (Vino G Bastian). Sementara, Triawan dan Citra memiliki anak-anak Rianti (Luna Maya), Panji (Yama Carlos), Banyu (Nino Fernandez), Saskia (Acha Septriasa) dan Dirga (Panji Rahadi).
Hingga kemudian Saskia dan Abimanyu saling jatuh cinta. Mengatasnamakan cinta, mereka berjuang, di tengah permusuhan dan carut marut keluarga mereka. Mereka pun bertahan, dengan keyakinan, bahwa cinta harus diperjuangkan, sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh orang tua mereka.

Punk In Love


Punk In Love
Sutradara Ody C. Harahap
Produser Raam Punjabi
Pemeran Vino G. Bastian
Andhika Pratama
Yogi Finanda
Aulia Sarah
Catherine Wilson
Davina Veronica
Girindra Kara
Musik Joseph S. Djafar
Editing Aline Jusria
Distribusi MVP Picture
Durasi ... menit
Negara Indonesia
Punk In Love merupakan film Indonesia yang dirilis pada 9 Juli 2009 yang disutradarai oleh Ody C. Harahap. Film ini dibintangi antara lain oleh Vino G. Bastian, Andhika Pratama, Yogi Finanda, Aulia Sarah, Catherine Wilson, Girindra Kara, dan Davina Veronica.

Sinopsis

Almira (Aulia Sarah), Arok (Vino G. Bastian), Mojo (Yogi Finanda), dan Yoji (Andhika Pratama) adalah 4 anak punk yang berasal dari Malang. Suatu hari, Arok berniat bunuh diri dengan meloncat dari kantor Departemen Agama setelah mendapat kabar bahwa pujaan hatinya Maia (Girindra Kara) hendak menikah dengan pemuda lain di Jakarta 5 hari lagi. Untunglah aksi tersebut dapat dicegah oleh 3 sahabatnya, lalu Arok berinisiatif ke Jakarta untuk menggagalkan pernikahan Maia dan menyatakan cinta kepadanya. Setelah berpamitan dengan ibu Mojo (Hani) di kuburan, keempat anak punk tersebut ikut naik truk merah menuju Yogyakarta, dan dari sana mereka berencana mencari tumpangan lain ke Jakarta.
Malangnya, mereka terbawa truk yang salah. Alih-alih ke Yogya, mereka malah terbawa ke Gunung Bromo. Malam hari terpaksa mereka lewatkan dengan tidur di emperan warung. Paginya, mereka membantu pemilik warung bersih-bersih, sambil bersih-bersih Arok mengutil 1 cincin dipikirnya sebagai tanda cintanya kepada Maia. Setelah bersih-bersihnya selesai sebagai imbalannya, mereka dijamu makan di sana. Menumpang jeep, mereka berempat menuju ke barat. Jeep tersebut membawa mereka ke Makam Bung Karno di Blitar. Mojo yang mengagumi sosok Bung Karno mendeklamasikan teks proklamasi di depan makam. Setelah itu, mereka menaiki mobil rusak yang diderek ke Cepu. Di dalam mobil, mereka berdiskusi hebat mengenai masalah anti-kemapanan.
Di tempat tujuan, mereka bertemu dengan seorang penjual sate Madura (Suro) dan meminta buatkan 40 tusuk sate. Namun karena keempat anak punk tadi memberi tukang sate itu dengan uang Rp6.000,-, tukang sate itu marah sambil menghunus celurit. Hampir saja keempat anak punk itu dihabisi kalau Arok tidak meneriakkan kata-kata penyesalan untuk Maia karena tak berhasil menyatakan cinta. Tukang sate itu mengampuni mereka atas dasar kesamaan nasib. Dirinya gagal menikah dengan pujaan hatinya Tiwi karena orang tua Tiwi berniat menjodohkan anaknya dengan seorang juragan garam. Tidak itu saja, mereka dibolehkan membeli 20 tusuk sate tanpa lontong seharga Rp6.000,- asalkan mereka sendiri yang membakar. Almira, Arok, Mojo, dan Yoji meneruskan perjalanan ke Semarang dengan menumpang minibus. Di tengah perjalanan, Yoji merasa ingin buang air besar akibat sate yang dimakan semalam. Akhirnya, Yoji buang air besar di jendela, tapi tinjanya malah mengenai mobil di belakangnya, yang ternyata dikemudikan anggota TNI-AD (Rudy). Sebagai hukuman, Arok, Mojo, dan Yoji dihukum push-up di depan sebuah kelenteng, sementara Almira disuruh membersihkan tinja yang bercokol di kaca mobil.
Mereka meneruskan perjalanan ke Rembang. Di permukiman Tionghoa di pinggir pantai, Mojo melihat poster bergambar Yoji yang sedang main basket. Mojo tertawa karena merasa pose Yoji konyol, sehingga mengundang 3 sahabatnya mendekat. Setelah mengamati, Almira dan Arok juga ikut tertawa. Tinggallah Yoji yang marah dan meninggalkan mereka ke pinggir pantai. Almira menyusul dan mengatakan kalau Yoji terlihat menjijikkan di poster itu. Akhirnya, Yoji ikut tertawa.
Setelah itu, mereka menumpang truk pengangkut tepung terigu ke Semarang. Di Semarang, mereka turun di suatu tempat yang sedang dilanda banjir. Terpaksalah Arok, Mojo, dan Yoji berjalan sambil menggotong Maia yang tentunya tidak mungkin menanggalkan pakaian bawah. Akhirnya, mereka semua tercebur ke air karena Yoji merasa ada yang lewat di kakinya. Malam harinya, mereka menumpang kereta api barang setelah membantu membereskan sampah yang dibawa seorang pemulung tua (Saputra). Selama perjalanan, Arok bermimpi disodomi oleh bapak-bapak (Hartawan) yang memisahkan dirinya dengan Maia dan teman-temannya menertawakannya. Setiba di Stasiun Notog (Banyumas), mereka menumpang mobil ambulans yang membawa mereka ke Cirebon. Perjalanan ini diwarnai dengan sopir (Rombeng) yang terkantuk-kantuk, sehingga ugal-ugalan dalam mengemudikan mobil. Keempat anak punk itu ketakutan. Mengikuti Mojo, mereka berdoa kepada Tuhan agar selamat dalam perjalanan, padahal sebelumnya Almira, Arok, dan Yoji mengingkari keberadaan Tuhan.
Setiba di Cirebon, mereka semua kelaparan. Yoji dan Almira mengamen di jalanan dengan menyanyi dangdut dan berjoget. Arok dan Mojo awalnya tidak mau ikut karena malu ketahuan bergaya dangdut oleh grup punk lain, tapi demi perut akhirnya mereka turut pula meramaikan. Seusai makan nasi bungkus, Almira kelabakan karena datang bulan. Mereka berempat segera datang ke sebuah warung membeli 2 pembalut, dan pemilik warung (Otig Pakis) menyediakan 2 bungkus. Arok merobek salah satu bungkusan dan menunjukkan 2 lembar pembalut karena uangnya kurang. Pemilik warung marah dan menuntut mereka membayar bungkusan yang dirobek. Lalu Almira terlibat bisik-bisik dengan Arok dan Mojo dan merencanakan untuk melempar uang dan membawa lari bungkusan, sementara Yoji berusaha membujuk pemilik warung. Tak dinyana, karena mendengar 3 anak punk itu berbisik-bisik dalam bahasa Jawa dialek Arekan/Jawa Timuran, pemilik warung itu mengizinkan 2 pembalut bungkus itu dibawa karena ternyata ia berasal dari Malang.
Pada malam harinya, Arok dkk. hendak meneruskan perjalanan ke Jakarta, tapi ternyata Mojo tampak lemah. Setelah diperiksa, ternyata luka di kakinya – akibat terjatuh saat menggotong Almira di Semarang – terinfeksi kuman tetanus. Mereka pun datang ke klinik terdekat, namun ditolak masuk oleh resepsionis (Andhika Dharmapermana) dan satpam yang beralasan klinik penuh. Sambil mengeluarkan sumpah serapah, Arok putus asa dan hendak pulang ke Malang, karena percuma saja membawa serta Mojo yang sedang sekarat ke Jakarta. Terbata-bata Mojo berkata untuk jangan pulang ke Malang, karena akan sia-sia saja bila dirinya kelak mati bila sahabatnya gagal meraih keinginannya. Akhirnya, Arok dan Yoji berinisiatif menculik dokter klinik (Aline Jusria) tersebut yang baru pulang kerja, dan memintanya mengobati Mojo.
Mereka akhirnya tiba di Stasiun Jatinegara, Jakarta. Memasuki jalanan yang padat, Arok menunjukkan cincin yang dicurinya dari toko cenderamata di Bromo untuk diserahkan kepada Maia. Ketiga sahabatnya marah karena semestinya cincin itu bisa dijual untuk makan. Mojo yang emosi menonjok muka Arok, dan tanpa sengaja menubruk seorang pejalan kaki. Pejalan kaki itu menubruk seseorang yang duduk di warung, yang ternyata Leo (Dendy Subangil), preman di wilayah itu. Leo menghajar si pejalan kaki, yang kemudian menunjuk Arok sebagai orang yang menubruknya. Akhirnya Leo melepas pejalan kaki, dan gantian menyerang Arok dan membuatnya terkapar. Polisi keburu datang, lalu Leo melarikan diri bersama anak buahnya. Sebelum itu, ia sempat membawa cincin Arok yang terjatuh.
Jadilah keempat anak punk itu masuk penjara. Atas bujukan Maia, Yoji menghubungi Tante Rossa (Catherine Wilson) yang dahulu membawanya menjadi model. Tante Rossa mengeluarkan keempat anak punk itu dengan memberi jaminan, dengan syarat Yoji harus ikut 3 kali sesi pemotretan. Yoji awalnya enggan, tapi akhirnya menyanggupi. Mereka segera pergi ke tempat pengantin. Di tengah jalan, Arok melihat Leo sedang berada di warung bersama anak buahnya. Arok meminta mobil berhenti, dan keluar lalu menantang Leo berkelahi. Setelah itu, ia segera melarikan diri bersama dengan 3 sahabatnya dan Tante Rossa. Leo dkk. mengejar, dan mencegat mereka berlima di sebuah perkampungan. Lalu datang Ekay (Ade Habibie) dan anak buahnya. Ekay menyuruh agar Arok dan Leo menyelesaikan masalahnya sendiri menggunakan tangan kosong. Pada awal pertarungan, Arok babak belur, tapi setelah Maia datang dan memberi semangat, Arok terbakar semangatnya dan bertubi-tubi menghajar Leo sampai babak belur. Akhirnya Arok mendapatkan cincinnya dan memasangkannya ke jari Maia sambil menyatakan cinta. Maia ternyata juga mencintai Arok. Mendadak, seorang pemuda bernama Andra (Dallas Pratama) yang sedianya hendak menikah dengan Maia bertanya kepada calon isterinya itu, pilih Arok atau dirinya. Maia memilih Arok, tapi itu malah membuat Andra bersyukur karena sesungguhnya dirinya belum siap menikah. Itulah sebabnya, mengapa selama beberapa hari sebelum hari pernikahannya, Andra ogah-ogahan mengurusi persiapan nikah dan tenggelam dalam aktivitas grup musiknya. Bersamaan itu pula Yoji menyatakan cintanya pada Almira.
Film ditutup dengan Arok dan Maia yang sedang mengandung menyambut pelanggan di depan Warung Maia Arok yang didirikannya, Yoji yang menjadi model, dan Mojo – yang dahulunya penggali kubur – mewujudkan impiannya menjadi aktor.

The Police

The Police (film)
Sutradara A Leung Wong
Produser Ki Kusumo
Penulis Ferry Fernandez
PKP Creative
Pemeran Vino G. Bastian
Marissa Nasution
Ki Kusumo
Ferry Irawan
Teguh Leo
Malih Tongtong
Fairly Wattimena
Distribusi Putra Kusuma Pictures
Durasi 90 menit
Negara Indonesia
The Police merupakan film komedi kriminal dari Indonesia yang dirilis pada 8 Oktober 2009 yang disutradarai oleh A Leung Wong. Film ini akan dibintangi antara lain oleh Vino G. Bastian, Marissa Nasution, Ki Kusumo, Ferry Irawan, Teguh Leo, Malih Tongtong, dan Fairly Wattimena.

Sinopsis

Film ini menceritakan tentang persahabatan 3 polisi muda yang idealis, Jono, asli Betawi (Vino G. Bastian), Ucok, asli Batak (Teguh Leo), dan Albert, asli Ambon (Diaz Theo).
Jono dan Ucok yang ditugaskan sebagai reserse, berambisi mengungkap kasus besar, namun setiap hari mereka hanya menangani kasus-kasus biasa dan dianggap rutinitas biasa. Pekerjaan Jono kurang mendapat persetujuan dari orang tuanya, H. Dullah (Malih Tongtong). Suatu ketika dalam sebuah tugas Jono dan Ucok berhasil mengungkap satu kasus perjudian hingga masuk pemberitaan media massa. Semangat untuk mendapatkan tugas besar pun semakin menyala.
Saat Jono melakukan aktivitasnya sebagai polisi tanpa sengaja hampir tiap pagi ia sering melihat gadis cantik, Anita (Marissa Nasution). Jono pun mulai suka, bahkan selalu terbayang dalam mimpi. Melalui Ucok, Jono berhasil kenalan dengan Anita, namun Anita cuek. Sementara Albert yang bertugas sebagai polisi lalu lintas berkat kepeduliannya menolong wanita hamil yang mau melahirkan dijalan, ia pun menjadi bahan pemberitaan media massa.
Ketiganya berkumpul dalam sebuah tim khusus untuk membongkar sindikat besar yang dibentuk Kombes Surya (Ki Kusumo), yaitu sindikat narkoba besar yang dipimpin Coki Andrean (Ferry Irawan).

Serigala Terakhir

Serigala Terakhir
Sutradara Upi Avianto
Produser Adiyanto Sumarjono
Penulis Upi Avianto
Pemeran Vino G. Bastian
Al Fathir Muchtar
Dallas Pratama
Dion Wiyoko
Ali Syakieb
Reza Pahlevi
Fanny Fabriana
Zaneta Georgina
Agung Surya Putra
Irwansyah Rachman
Distribusi Investasi Film Indonesia
Durasi 110 menit
Negara Indonesia
Serigala Terakhir merupakan film drama kriminal dari Indonesia yang dirilis pada 5 November 2009 yang disutradarai oleh Upi Avianto. Film ini akan dibintangi antara lain oleh Vino G. Bastian, Al Fathir Muchtar, Dallas Pratama, Dion Wiyoko, Ali Syakieb, Reza Pahlevi, Fanny Fabriana, dan Zaneta Georgina.

Piala Citra FFI 2009

  • Nominasi Piala Citra - Pemeran Utama Pria (Vino G. Bastian)
  • Nominasi Piala Citra - Pengarah Sinematografi
  • Nominasi Piala Citra - Tata Artistik
  • Nominasi Piala Citra - Tata Suara

Sinopsis

Disebuah pinggiran Jakarta dengan sekelompok remaja laki-laki tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale (Fathir Muchtar), Jarot (Vino G. Bastian), Lukman (Dion Wiyoko), Sadat (Ali Syakieb), dan Jago (Dallas Pratama). Ale adalah sosok yang paling menonjol di antara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kentara sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup.
Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan keributan. Pada saat itu Ale tampak terdesak karena lawannya menggunakan pisau. Mereka semua berusaha membantu Ale. Sampai akhirnya Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduganya pisau itu tertancap ditubuh lawan, rubuh bersimbahkan darah, dan mati. Seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.
Persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabatpun yang memperdulikannya. Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale.
Intrik demi intrik pun semakin rumit. Terlebih lagi ketika Jarot menjalin cinta lamanya kembali secara diam-diam dengan Aisya (Fanny Fabriana), adik Ale. Keputusan Jarot ini dianggap membahayakan bagi kedua kelompok yang berseteru.Ale mati. Jarot pun membunuh dua temannya. Akhirnya Jarot pun juga mati terbunuh.

Satu Jam Saja


Satu Jam Saja
Sutradara Ario Rubbik
Produser Santy Karno
Penulis Rano Karno
Pemeran Vino Bastian
Revalina S Temat
Andhika Pratama
Rano Karno
Widyawati
Marini
Rima Melati
Imey Liem
Musik Purwacaraka
Editing Aline Jusria
Distribusi Karnos Film
Tanggal rilis 7 Oktober 2010
Durasi 106 menit
Negara Indonesia
Satu Jam Saja adalah film Indonesia yang dirilis 7 Oktober 2010 yang disutradarai oleh Ario Rubbik yang dibintangi oleh Vino Bastian, Revalina S Temat, dan Andhika Pratama.

Sinopsis

Andika (Vino G. Bastian), Gadis (Revalina S. Temat) dan Hans (Andhika Pratama). Mereka adalah sahabat sejati dan masing-masing berjanji untuk saling menjaga namun tidak saling mencintai. Andika berkesempatan mendapat beasiswa untuk pergi kuliah ke Jerman.
Kedua sahabatnya (Gadis dan Hans) pergi mencarinya untuk menyampaikan kabar gembira tersebut, namun ternyata dalam perjalanan mereka mendapat musibah dan kendaraan yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Hujan begitu lebat, Hans merencanakan sebuah perbuatan terkutuk dan Gadis harus menerima akibatnya Andika yang sejak lama mencintai Gadis mengambil alih tanggung jawab tersebut walaupun Andika harus kehilangan masa depannya dengan melepas beasiswa kuliah di Jerman.
Namun Hans datang kembali dan ingin merebut Gadis. Sebagai seorang sahabat sejati , Andika lebih memikirkan kebahagiaan Gadis, yang ada dalam pikiranya adalah melindungi Sahabat sekaligus istrinya dengan menyembunyikan pertemuannya dengan Hans. Semakin lama Gadis menyadari betapa besar cinta Andika namun waktu tak dapat menunggu kebahagiaan mereka. Akankah kebahagian mereka terwujud?
READMORE