Dilansir Redorbit, Jumat (14/12/2012), baterai "hijau" ini berasal dari bahan-bahan yang tidak berbahaya, sehingga aman bagi lingkungan ketika baterai itu dibuang. Komponen baterai baru ini menjanjikan baterai lithium-ion yang didukung dengan purpurin, yakni berasal dari akar tanaman.
"Baterai hijau adalah kebutuhan saat ini, namun ini tampaknya belum benar-benar mendapatkan perhatian. Ini adalah area yang memerlukan perhatian segera dan dorongan berkelanjutan," tutur Arava Leela Mohana Reddy, insinyur di Rice.
Ia mengatakan, fokus saat ini peneliti masih melakuka nriset pada baterai konvensional. Peneliti mendapatkan tantangan untuk tidak hanya mengembangkan baterai ramah lingkungan, tetapi juga peningkatan pada kapasitas.
"Isu-isu tersebut (peningkatan kapasitas) penting, begitu juga masalah-masalah seperti kesinambungan dan daur ulang," tuturnya. Menurutnya, purpurin telah digunakan selama berabad-abad dalam produksi tekstil untuk membuat warna seperti merah, orange serta merah muda.
Namun tim peneliti menemukan bahwa unsur purpurin juga bisa digunakan sebagai bahan dasar dan alternatif ramah lingkungan. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal akses terbuka, Scientific Reports.
0 komentar:
Posting Komentar