Salah satu tugas yang perlu kita
lakukan dalam design jaringan adalah design IP address yang
bisa kita aplikasikan kepada system jaringan kita baik untuk jaringan
local LAN kita sampai jaringan
antar LAN melewati koneksi WAN.
Perlunya
IP address untuk komunikasi
Untuk bisa berkomunikasi pada suatu
jaringan private ataupun pada jaringan public Internet, setiap host pada
jaringan harus diidentifikasi oleh suatu IP address. kenyataan perlunya IP
address bisa dipahami dalam kenyataannya bahwa:
- Setiap segmen fisik jaringan memerlukan suatu address unik pada jaringan tersebut
- Setiap host pada suatu jaringan memerlukan suatu IP address yang unik dalam segmen jaringan tersebut
- IP address terdiri dari ID jaringan dan ID host
- Class address dan subnet mask menentukan seberapa banyak IP address yang bisa dibuat dalam segmen jaringan tersebut
IPv4 – IP address version 4 –
terdiri dari 32-bit number, biasanya ditulis dalam notasi decimal seperti
192.168.200.100.
IP
address Class
IP Address bisa dikelompokkan dalam
Class IP seperti dalam table dibawah ini, sementara dalam real world anda
memerlukan hanya class A; Class B; dan Class C saja.
Tabel A Class IP
Class Type
|
Start Address
|
End Address
|
Default mask
|
Notes
|
Class A
|
1.0.0.0
|
127.255.255.254
|
255.0.0.0
|
|
Class B
|
128.0.0.0
|
191.255.255.254
|
255.255.0.0
|
|
Class C
|
192.0.0.0
|
223.255.255.254
|
255.255.255.0
|
|
Class D
|
224.0.0.0
|
239.255.255.254
|
Multicasting
|
|
Class E
|
240.0.0.0
|
255.255.255.254
|
For testing
|
Kelompok
IP address
IP address ini bisa dikelompokkan
dalam dua golongan IP address:
1.
Public IP address,
adalah IP address yang secara global
merupakan IP address yang unik yang terhubung dalam jaringan Internet. Untuk
mendapatkan IP public ini anda harus menghubungi ISP anda untuk membeli suatu
kelompok kecil IP public yang bisa anda gunakan untuk berkomunikasi keluar
jaringan private anda.
2.
Private IP Address,
dibatasi oleh range tertentu yang
bisa dipakai oleh jaringan private akan tetapi tidak dapat dilihat oleh public
Internet. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) telah menyediakan beberapa
kelompok IP address private yang tidak pernah dipakai dalam global Internet.
Tabel berikut ini adalah table Private IP address yang bisa anda gunakan dalam
jaringan private anda, yang hanya bisa dipakai untuk komunikasi kedalam saja.
Tabel B
Class Type
|
Start Address
|
End Address
|
Class A
|
10.0.0.0
|
10.255.255.254
|
Class B
|
172.16.0.0
|
172.31.255.254
|
Class C
|
192.168.0.0
|
192.168.255.254
|
Untuk suatu host dalam jaringan
private bisa berkomunikasi ke Internet maka memerlukan suatu server Proxy
atau memerlukan suatu konfigurasi NAT – network address translation.
IP address bisa diberikan secara
manual; secara dinamis oleh DHCP server; ataupun secara automatis dengan
menggunakan Automatic IP Addressing (APIPA). Mulai Windows XP keatas, jika
dalam suatu jaringan tidak diketemukan DHCP server, maka IP address akan
didapat dari APIPA scheme. APIPA berada pada range IP address antara
169.254.0.1 sampai 169.254.255.254.
IP
Address Khusus
Ada beberapa IP address yang
mempunyai makna tertentu yang tidak boleh di pakai untuk IP pada host. Tabel
berikut ini memberikan daftar IP address khusus
Tabel C
IP Address
|
Pemakaian
|
0.0.0.0
|
Network address ini digunakan oleh
router untuk menandai default route. Dengan default route kita
tidak perlu mengisi routing table yang berlebihan. (beberapa jenis router
yang lama menggunakan address ini sebagai broadcast address)
|
Semua bit pada porsi network pada
suatu address adalah di set 0
|
Suatu address dengan semua bit
dari porsi network dari suatu address di set 0 merujuk pada suatu host pada
network “ini”, contoh:
0.65.77.233 – host specific pada
network class A
0.0.77.52 – host specific pada
network class B
0.0.0.69 – host specific pada
network class C
|
Semua bits pada porsi host pada
suatu address di set 0
|
Jika suatu address dimana porsi
hostnya di set 0 berarti merujuk pada network itu sendiri, contoh:
Network Class A address :
115.0.0.0
Network Class B address :
154.12.0.0
Network Class C address :
223.66.243.0
|
Semua bits dari porsi host dari
suatu address di set 0
|
Jika semua bit pada porsi host
pada suatu address di set 1, maka ini merupakan pesan broadcast untuk semua
host pada network tersebut, contoh:
115.255.255.255 – merupakan pesan
broadcast ke semua host pada network Class A 115.0.0.0
154.90.255.255 – merupakan pesan
broadcast ke semua host pada network Class B 154.90.0.0
222.65.244.255 – merupakan pesan
broadcast ke semua host pada network class C 222.65.244.0
|
127.0.0.0
|
Address network ini adalah di
reserve untuk keperluan address loopback. (catatan: Address ini di exclude
pada range address pada Class A ataupin Class B). sementara address 127.0.0.1
merujuk pada local host.
|
255.255.255.255
|
Address ini digunakan untuk
mengindikasikan pesan broadcast dimaksudkan ke semua host pada networl ini.
|
Subnet
Mask
Saya tidak membahas disini masalah
subnet mask secara detail karena subnet mask bagi sebagian praktisi agak
membingungkan dan memerlukan bahasan yang agak mendalam. Berikut ini merupakan
catatan penting mengenai “Subnet mask”:
- Mengidentifikasikan bagian dari suatu “network” / jaringan dan porsi “host” dalam suatu IP address
- Subnet masks dipakai untuk membuat keputusan routing
- Classfull subnetting
- Variable length subnet masking (VLSM)
- Protocol routing
Design
Kasus Guinea
Seperti dalam kasus scenario
sebelumnya, gambar berikut adalah diagram corporate yang terdiri dari tiga
sites yang terhubung melalui koneksi WAN. Ketiga sites tersebut adalah Guinea
Smelter (ada sekitar 200 hosts); Lumpur site (ada skitar 1000 hosts); dan
Hongkong Headquarter (ada sekitar 450 hosts).
Ada baiknya memahami cara konversi IP address dari desimal ke biner
dan sebaliknya disini.Untuk ketiga sites tersebut Directur IT anda memberikan
range IP private antara 192.168.100.1 sampai 192.168.107.254. Bagaimana anda
akan mengaplikasikan range IP address tersebut kepada ketiga site diatas? Kita
lihat terlebih dahulu kebutuhan IP untuk ketiga site tersbut.
1. Guinea site memerlukan sekitar
tak lebih dari 200 host untuk saat ini, tapi untuk antisipasi ke perkembangan 5
tahun kedepan diperkirakan ada penambahan host / user sampai tidak lebih dari
400 hosts.
2. Hongkong Headquarter memerlukan
IP sekitar 450 host tidak lebih untuk 5 tahun kedepan.
3. Lumpur site memerlukan IP lumayan
besar untuk saat ini dan prediksi 5 tahun kedepan diperlukan IP sampai sekitar
1000 host tidak lebih.
Pertama kali kita lihat dulu susunan
range IP address pada range 192.168.100.0 – 192.168.107.254 ini, mengingat
jumlah host pada masing-2 site berada pada range di kelipatan 255 maka kita
perlu perhatikan susunan IP pada octet ke tiga dari kiri yaitu 100 – 107. Kita
tahu bahwa pada network Class C ini ada 254 host yang bisa dipakai, sehingga
kalau kita memerlukan sejumlah host pada range antara 200-an sampai 500-an maka
kita memerlukan satu bit lagi dari 8 bit class C ini yaitu 9 bit untuk
menghasilkan 500-an host (2 pangkat 9 = 512). Dan jika kita memerlukan host
sekitar 1000 maka kita ambil 2 bit lagi kekiri dari 8 bit Class C ini yaitu
jadi 10 bit untuk mendapatkan host sekitaran 1000 host (2 pangkat 10 = 1024).
Tabel D
Network address
|
Perhatikan octet ketiga dari kiri
|
Notasi biner
|
192.168.100.0
|
100
|
0110 0100
|
192.168.101.0
|
101
|
0110 0101
|
192.168.102.0
|
102
|
0110 0110
|
192.168.103.0
|
103
|
0110 0111
|
192.168.104.0
|
104
|
0110 1000
|
192.168.105.0
|
105
|
0110 1001
|
192.168.106.0
|
106
|
0110 1010
|
192.168.107.0
|
107
|
0110 1011
|
Jika setiap site hanya membutuhkan
host pada range dibawah 254 host maka kita tidak perlu repot-2 memikirkan
pembagian IP, kita cukup memakai 24 bit pertama sebagai network address dan 8
bit sebagai host (2 pangkat 8 = 256) yaitu:
192.168.100.0/24 untuk site A (8 bit
untuk host = 254 host)
192.168.101.0/24 untuk site B (8 bit
untuk host = 254 host)
192.168.102.0/24 untuk site C (8 bit
untuk host = 254 host)
dan seterusnya untuk site D; E; F;
G; dan site H yang masing-2 mendapatkan 254 host, sehingga subnet mask yang
dipakai masing-2 adalah 255.255.255.0.
Kebutuhan
400 host
Kembali pada kebutuhan IP diatas,
untuk kebutuhan sekiran 400 IP kita membutuhkan 9 bit untuk host (2 pangkat 9 =
512) dan sisanya adalah untuk IP network yaitu 32 bit dikurangi 9 bit berarti
23 bit untuk network. Perhatikan bahwa untuk satu network semua bit harus sama,
yang berubah adalah bit host.
Jadi untuk IP network (23 bit) pada
IP network 192.168.100.0 kita tulikan
Tabel E
192
|
168
|
100 sampai 101
|
0 sampai 254
|
1100 0000
|
1010 1000
|
0110 0100
0110 0101
|
0000 0000 => 1111 1110
|
Perhatikan pada kolom ketiga untuk
100 dan 101 bit yang berubah 1 digit terakhir saja, jadi angka 100 dan 101 ini
bisa kita gunakan untuk range IP address dari 1 sampai 500-an. Begitu juga
(perhatikan table D diatas) untuk angka 102 dan 103; 104 dan 105; dan 106 dan
107 merupakan pasangan yang bisa menghasilkan 512 host.
Jadi untuk site Guinea (saat ini
hanya 200 host, 400 host 5 tahun kedepan) kita bisa tentukan untuk memakai IP
pada range 192.168.100.0 sampai 192.168.101.254 atau lebih lajim ditulis dengan
notasi:
192.168.100.0/23 dengan subnet mask
255.255.254.0
Perhatikan 23 adalah jumlah bit yang
dipakai oleh network, sementara 9 bit untuk host.
Sementara untuk Hongkong Headquarter
kita tentukan untuk memakai IP range antara 192.168.102.0 sampai 192.168.103.254
atau kita tulis dengan otasi:
192.168.102.0/23 dengan subnet mask
255.255.254.0
Kebutuhan
1000 hosts
Untuk kebutuhan IP sekitar 1000 host
maka kita memerlukan 10 bit untuk host dan 22 bit untuk network. Perhatikan
pada table D diatas, untuk 10 bit host maka perlu pinjam 2 bit di octet ketiga
– jadi 22 bit yang tidak berubah adalah pasangan 4 angka pertama (100; 101;
102; 103) dan pasangan 4 angka kedua (104;105;106;107).
Karena 4 pasang pertama sudah kita
pakai untuk Ginea dan Hongkong, maka kita bisa pakai untuk site Lumpur site
pasangan angka kedua yaitu IP range:
192.168.104.0 sampai 192.168.107.254
Atau lajim kita tuliskan sebagai
berikut (karena memakai 22 bit sebagai IP host):
192.168.104.0/22 dengan subnet mask
255.255.252.0
0 komentar:
Posting Komentar