Support By :


http://vyzewitch.blogspot.com/

http://vyzewitch.blogspot.com/

SUBNETTING & PENGATURAN IP



A.   DasarTeori
    1. a.    IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. Ip ini bersifat unik, artinya satu ip hanya bisa digunakan untuk memberi identitas satu perangkat jaringan.
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.

Tabel1. Pembagian kelas dalam IPv4
  1. b.    Subnetting
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

  1. c.    CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
d.  Variable-length Subnet Mask (VLSM)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda  dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika  menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM



















  1. C.   Analisis Data
Dalam praktikum kali ini tujuan utamanya adalah mengkoneksikan 6 jaringan ditambah dengan 2 jaringan (antar router) supaya terintegrasi dalam suatu jaringan dan bisa saling berkomunikasi.
IP yang digunakan
Ip yang digunakan adalah sebagai berikut :
  1. Jaringan pertama : 192.168.1.0/24
Network Id    : 192.168.1.0
First host       : 192.168.1.1
Last host       : 192.168.1.254
Broadcast     : 192.168.1.255
  1. Jaringan kedua : 192.168.2.0/24
Network id    : 192.168.2.0
First host       : 192.168.2.1
Last host       : 192.168.2.254
Broadcast     : 192.168.2.255
  1. Jaringan ketiga : 192.168.3.0
Network id    : 192.168.3.0
First host       : 192.168.3.1
Last host       : 192.168.3.254
Broadcast     : 192.168.3.255
  1. Jaringan keempat : 192.168.4.0
Network id    : 192.168.4.0
First host       : 192.168.4.1
Last host       : 192.168.4.254
Broadcast     : 192.168.4.255
  1. Jaringan kelima : 192.168.5.0
Network id    : 192.168.5.0
First host       : 192.168.5.1
Last host       : 192.168.5.254
Broadcast     : 192.168.5.255
  1. Jaringan keenam : 192.168.6.0
Network id    : 192.168.6.0
Firs host        : 192.168.6.1
Last host       : 192.168.6.254
Broadcast     : 192.168.6.255
  1. Jaringan ketujuh : 200.200.200.0 (antar router – Router0 dengan Router1)
Network id    : 200.200.200.0
First host       : 200.200.200.1
Last host       : 200.200.200.254
Broadcast     : 200.200.200.255
  1. Jaringan kedelapan : 200.200.201.0 (Router1 dengan Router2)
Network id    : 200.200.201.0
First host       : 200.200.201.1
Last host       : 200.200.201.254
Broadcast     : 200.200.201.255
Topologi jaringan (packet tracer)
Berikut ini topologi jaringan menggunakan packet tracer, menggunakan 3 buat router.

Untuk konfigurasi mula-mula yang kita konfigurasi adalah komputer client, ada 6 pc client yang masing-masing berbeda network id nya sehingga harus dikoneksikan menggunakan router. Untuk mengkonfigurasikan client pada packet tracer menggunakan ip configuration :

Contoh di atas adalah konfigurasi cleint pc0 yang berada pada jaringan 1. Pada ip address kita isikan ip yang akan digunakan pada pc yaitu 192.168.1.2 (bisa diambil dari 192.168.1.1 – 192.168.1.254), sedangkan subnet masknya adalah 255.255.255.0 (/24 CIDR), default gateway adalah ip pada router yang terkoneksi dengan jaringan ini (jaringan pertama). Untuk konfigurasi ke 5 pc client lainya caranya sama, hanya ip address dan default gateway nya saja yang berbeda, disesuaikan dengan jaringannya.
Untuk konfigurasi router adalah sebagai berikut :
Router0
Fa 0/0      : 192.168.1.1 (Gateway jaringan pertama dengan nid : 192.168.1.0)
Fa 1/0      : 192.168.2.1 (Gateway jaringan kedua dengan nid : 192.168.2.0)
Sec 2/0    : 200.200.200.1 (Gateway jaringan ketujuh dengan nid : 200.200.200.0)
Router1
Fa 0/0      : 192.168.3.1 (Gateway jaringan ketiga dengan nid : 192.168.3.0)
Fa 1/0      : 192.168.4.1 (Gateway jaringan kekempat dengan nid : 192.168.4.0)
Sec 2/0    : 200.200.200.2 (Gateway jaringan ketujuh dengan nid : 200.200.200.0)
Sec 3/0    : 200.200.201.1 (Gateway jar. kedelapan dengan nid : 200.200.201.0)
Router2
Fa 0/0      : 192.168.5.1 (Gateway jaringan kelima dengan nid : 192.168.5.0)
Fa 1/0      : 192.168.6.1 (Gateway jaringan keenam dengan nid : 192.168.6.0)
Sec 2/0    : 200.200.201.2 (Gateway jar. Kedelapan dengan nid : 200.200.201.0)

Untuk mengkonfigurasi router caranya adalah :

Gambar di atas mencontohkan konfigurasi Router0 pada interface FastEthernet0/0 dengan ip address 192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0, setelah menkonfigurasi router jangan lupa diaktifkan dengan memberi tanda centang pada port status.
Untuk konfigurasi interface port serial, caranya dalah sebagai berikut :

Gambar di atas mencotohkan konfigurasi pada Router0 pada port serial2/0, yang dimasukkan adala ip address 200.200.200.1, lalu subnet mask 255.255.255.0. Disana ada juga opsi cloc rate, clock rate perlu diseting untuk mengsinkronkan waktu delay antara data diterima dan merespon data.
Setelah semua router dan juga client kita setting, yang harus diperhatikan adalah penyetingan routing pada router, sebenarnya ada dua opsi routing, yaitu RIP dan static, tapi yang kita gunakan sekarang adalah RIP, berikut contoh RIP pada Router0

Pada router0 untuk mengkonfigurasi RIP yang harus diperhatikan adalah alamat network yang terhubung langsung dengan router tersebut, di router0 ada 3 jaringan yang terhubung langsung yaitu 192.168.1.0, 192.168.2.0 dan 200.200.200.0
Setelah semua selesai disetting, maka packet tracer akan menjadi :

Terlihat bahwa semua titik koneksi berwarna hijau, ini artinya koneksi sudah siap.
Test Koneksi
Disini dilakukan pengetesan koneksi antar router, akan dilakukan pengecekan apakah client pada jaringan 6 dengan ip 192.168.6.2 terhubung dengan client pada jaringan 1 dengan ip 192.168.1.2 (test ini melewati 3 router). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Ping gateway 192.168.6.2, yaitu ip 192.168.6.1
Packet Tracer PC Command Line 1.0
PC>ping 192.168.6.1

Pinging 192.168.6.1 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.6.1: bytes=32 time=39ms TTL=255
Reply from 192.168.6.1: bytes=32 time=5ms TTL=255
Reply from 192.168.6.1: bytes=32 time=6ms TTL=255
Reply from 192.168.6.1: bytes=32 time=15ms TTL=255

Ping statistics for 192.168.6.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 5ms, Maximum = 39ms, Average = 16ms
  1. Ping pada gateway jaringan 8, gateway router2 dengan ip 200.200.201.2
PC>ping 200.200.201.2

Pinging 200.200.201.2 with 32 bytes of data:

Reply from 200.200.201.2: bytes=32 time=7ms TTL=255
Reply from 200.200.201.2: bytes=32 time=3ms TTL=255
Reply from 200.200.201.2: bytes=32 time=3ms TTL=255
Reply from 200.200.201.2: bytes=32 time=9ms TTL=255

Ping statistics for 200.200.201.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 3ms, Maximum = 9ms, Average = 5ms
  1. Ping gateway jaringan 8, gateway pada router1 dengan ip 200.200.201.1
PC>ping 200.200.201.1

Pinging 200.200.201.1 with 32 bytes of data:

Reply from 200.200.201.1: bytes=32 time=9ms TTL=254
Reply from 200.200.201.1: bytes=32 time=12ms TTL=254
Reply from 200.200.201.1: bytes=32 time=9ms TTL=254
Reply from 200.200.201.1: bytes=32 time=30ms TTL=254

Ping statistics for 200.200.201.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 9ms, Maximum = 30ms, Average = 15ms
  1. Ping gateway jaringan 7, gateway pada router1 dengan ip 200.200.200.2
Pinging 200.200.200.2 with 32 bytes of data:

Reply from 200.200.200.2: bytes=32 time=10ms TTL=254
Reply from 200.200.200.2: bytes=32 time=14ms TTL=254
Reply from 200.200.200.2: bytes=32 time=7ms TTL=254
Reply from 200.200.200.2: bytes=32 time=12ms TTL=254

Ping statistics for 200.200.200.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 7ms, Maximum = 14ms, Average = 10ms
  1. Ping gateway jaringan 7, gateway pada router0 dengan ip 200.200.200.1
PC>ping 200.200.200.1

Pinging 200.200.200.1 with 32 bytes of data:

Reply from 200.200.200.1: bytes=32 time=14ms TTL=253
Reply from 200.200.200.1: bytes=32 time=13ms TTL=253
Reply from 200.200.200.1: bytes=32 time=15ms TTL=253
Reply from 200.200.200.1: bytes=32 time=14ms TTL=253

Ping statistics for 200.200.200.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 13ms, Maximum = 15ms, Average = 14ms
  1. Ping gateway jaringan 1 pada router0, dengan ip 192.168.1.1
PC>ping 192.168.1.1

Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=16ms TTL=253
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=19ms TTL=253
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=16ms TTL=253
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=15ms TTL=253

Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 15ms, Maximum = 19ms, Average = 16ms
  1. Terakhir ping pada komputer target dengan ip 192.168.1.2
PC>ping 192.168.1.2

Pinging 192.168.1.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=15ms TTL=125
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=24ms TTL=125
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=12ms TTL=125
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=18ms TTL=125

Ping statistics for 192.168.1.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 12ms, Maximum = 24ms, Average = 17ms
  1. D.   Kesimpulan
    1. Untuk mengkoneksikan jaringan yang berbeda network id digunakan sebuah alat yang dinamakan router
    2. Gateway adalah pintu gerbang jaringan yang harus diset jika komputer tersebut terhubung dengan jaringan lain yang berbeda network id.
    3. RIP (Routing Internet Protocol) pada router disetting berdasarkan pada network id yang terkoneksi secara langsung pada router tersebut
    4. Pada router harus disetting juga clock ratenya agar packet data yang dikirim mempunyai waktu untuk direspon penerima.
    5. Koneksi antar router digunakan kabel jenis serial






  1. E.   DaftarPustaka
Dan bantuan dari om saya :D

Penulis : Ferry PG ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel SUBNETTING & PENGATURAN IP ini dipublish oleh Ferry PG pada hari 19 Feb 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan SUBNETTING & PENGATURAN IP
 

0 komentar: