namun segalanya ku buat seolah sempurna
dalam sajak ku tata segala jejak menjadi kalam irama penantian
katakanlah aku bisa melihat tanpa perlu kau nailai seberapa jauh aku menatap
cukupkan kau saja yang berfikir aku nuansa malam dikala sepi
karena hal berikutnya aku adalah bayang tanpa suara
Bising aku tiadalah berbentuk dari sekilas tatap merayu
wujud dari mimpi telah menjadi debu tanpa warna
mengalun indah dalam bahtera kesucian yang hak
berjalan dalam datar paruh baya linangan harta
mungkin esok kau lumuri hidup dengan tetesan darah
selagi kau mampu beranjak melangkah temukan dirimu yang hilang
Waktu telah begitu sempit menyimpan nafas-nafas ini
jingga fajar menuntunku mencari jiwaku yang hilang
berlari menyisir sebuah bahtera tak berawak
aku bukanlah nahkoda penuntun arungan hidup
karena hidup bagiku adalah kotak kosong tak berujung
Layar telah tertancap kokoh antarkanku melihat keindahan surga
membuat sebuah jejak ditengah semudra khatulistiwa
hingga ku temukan satu titik dari tetesan suci samudera surga
dan kini aku telah menjadi diriku sendiri
dalam hitam pelangi
0 komentar:
Posting Komentar